Oleh: Abhotneo Naibaho
Pasar sebagaimana
fungsinya sebagai pusat di mana orang banyak melakukan transaksi ekonomi
jual-beli, tentu akan ada kerumumunan masyarakat di sana. Di tengah pandemi
virus corona (COVID-19) saat ini, diperlukan sebuah penataan pasar dengan lebih
baik, salah satunya bagaimana menghindari jarak fisik (physical distancing)
antarmanusia guna mencegah penularan virus tersebut.
Selama masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Sang Maha
Pencipta, hidup manusia haruslah terus berlanjut. Menjalani kehidupan dengan
akal budi maupun kebijaksanaan yang dianugerahkan oleh-Nya sangat diperlukan
setiap harinya, terutama di saat situasi sulit seperti sekarang ini. Pemerintah
sebagai eksekutor sebuah kebijakan ataupun penegak peraturan di tengah
masyarakat, diharapkan mampu melaksanakan kinerjanya dengan sebaik dan sesigap
mungkin untuk mengatasi sebuah permasalahan yang tengah dihadapi.
Imbauan pemerintah soal menjaga jarak fisik (physical distancing), menghindari
kerumunan dan lain sebagainya yang terus disampaikan melalui berbagai kanal
media, televisi, cetak maupun online, diharapkan sampai ke seluruh lapisan
masyarakat agar menaati imbauan tersebut sebagai upaya percepatan penanganan
memutus rantai penyebaran wabah virus corona atau COVID-19. Pertanyaannya,
sejauh mana imbauan dari pemerintah tersebut dilakukan oleh masyarakat dan
sejauh mana pula tingkat kesadaran masyarakat dalam menyikapi imbauan tersebut.
Kembali ke soal pasar. Sebagai pusat di mana orang
berkerumun melakukan transaksi perekonomian, seyogianya dapat ditata dengan
sebaik mungkin oleh regulator-nya demi menghindari virus yang konon katanya
‘mematikan’ ini. Kita semua, jangan pernah main-main atau menganggap remeh
adanya virus berbahaya ini. Secara kasat mata memang tak dapat dipandang, mamun
dampaknya jika sudah tertular, maka dipastikan akan sangat berbahaya dan akan
menjangkiti banyak manusia di sekitarnya, utamanya bagi mereka yang kondisi
imun tubuhnya tidak kuat atau tidak kebal terhadat virus.
Beberapa fasilitas pendukung, seperti wastafel pencuci
tangan, sabun, air mengalir, dan lain sebagainya di beberapa pasar di saat awal
mewabahnya virus corona, dapat tersedia dengan cepat. Namun, diperlukan
konsistensi dari pihak penyedia fasilitas tersebut agar tetap ada, tetap dalam
perawatan sehingga dapat difungsikan oleh masyarakat di pasar. Beberapa fakta
yang diamati saat sekarang ini, fasilitas yang sudah tersedia sebelumnya
tersebut malah sepertinya tidak berfungsi dengan baik lagi. Ada yang tidak ada
air-nya, tidak ada sabun, dan lain sebagainya. Contoh demikian dapat kita
katakan bahwa sesungguhnya kita abai akan dampak yang bisa ditimbulkan oleh
virus berbahaya ini.
Jika dalam kondisi normal, keadaan pasar tradisional
terbilang semrawut bahkan terkesan sangat rapat antarlos atau lapak yang satu
dengan yang lain, maka di saat pandemi seperti sekarang ini diperlukan strategi
penanganan penataan pasar secara tepat oleh pihak operator yang mengelola
pasar, baik swasta, maupun badan usaha milik pemerintah daerah. Sebut saja
penataan pasar yang layak untuk dijadikan panutan (role model) adalah pasar di Salatiga, Jawa Tengah. Terlihat sebuah
penataan pasar dengan cukup baik dengan berjaga jarak antara satu dengan yang
lainnya. Pedagang berjualan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Salatiga, Jawa
Tengah, pada hari pertama penataan Pasar Pagi Salatiga, Senin, 27 April 2020.
Penataan dengan penerapan jarak satu meter antarpedagang berlangsung mulai
pukul 01.00 wibhingga pukul 06.30 wib.
Jika pedagang sudah bisa diatur dengan tertib dan menaati
imbauan berjualan dengan tetap mengenakan masker, maka yang tak kalah penting
juga adalah peran serta masyarakat juga dibutuhkan saat berbelanja di pasar
dengan tetap menggunakan masker dan membawa persediaan hand sanitizer saat
berbelanja. Penataan pasar seperti ini, pemerintah diharapkan juga tetap
konsisten untuk menempatkan Satpol PP maupun relawan untuk melakukan tugas
pengawasan, demi memberi rasa aman dan ketertiban di tengah masyarakat yang ada
di pasar tradisional.
Selama pandemi virus corona masih mewabah, semua pihak,
pemerintah bersama masyarakat diharapkan dapat berkerjasama dalam menyikapi
situasi yang ada. Utamanya pihak operator pasar, harus mampu melakukan
terobosan kinerja secara lebih baik lagi, tepat guna dan memberikan layanan dan
penataan lebih kreatif lagi. Lingkungan pasar harus tetap bersih dan sehat agar
semua pihak bisa hidup sehat. Ketersediaan tempat sampah dan penanggulangannya
sangat diharapkan dilakukan dengan sebaik mungkin. Berbagai upaya harus dicoba.
Jangan pernah kehilangan akal dan tak perlu stress. Karena ketika semua pihak
berjuang memutus rantai penyebaran virus corona, maka akan ada masa di mana
virus tersebut akan sirna dari bumi di mana kita berpijak. Semua pihak tak
boleh tinggal diam. Pedagang, operator pasar, masyarakat pasar harus sadar
untuk melawan musuh tak terlihat (invisible
enemy) yang bernama COVID-19.
0 Komentar